2.1
Pengertian
kegelisahan
Di dunia ini tidak ada seorang manusia pun yang tidak
merasakan kegelisahan. Kalau kita melihat seluruh makhluk yang hidup di muka
bumi ini akan kita dapati bahwa manusia dengan tabiatnya senantiasa dipengaruhi
oleh kompleksitas ketakutan yang menuntunnya ke ambang kegelisahan.
Orang-orang di sekeliling kita—bahkan dalam diri kita
sendiri—, baik besar, kecil, laki-laki maupun perempuan, semuanya merasakan
ketakutan atau kegelisahan; kegelisahan merupakan fenomena umum dan ciri khas
yang hanya dimiliki manusia. Hal ini kiranya memerlukan semacam kesadaran dari
kita guna memikirkan kiat-kiat untuk menghindarinya, paling tidak dengan itu
kita bisa membayangkan kejadian-kejadian yang belum terjadi dan bagaimana cara
menanggulanginya. Sebab pada hakikatnya kegelisahan merupakan reaksi natural
terhadap faktor-faktor dan pengaruh-pengaruh internal maupun eksternal.
Tabiat kehidupan dunia adalah penderitaan, kesedihan dan
kesusahan. Kondisi-kondisi yang meliputi manusia tidak pernah ‘kering’ dari
kesedihan atas masalah yang telah dilalui, atau kegelisahan atas masalah yang
sedang menghantui, atau kecemasan atas masalah yang akan diarungi. Ini sesuai
dengan firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam
susah payah.” [QS. al-Balad: 4]
Setiap orang, sesuai dengan kemampuannya masing-masing,
berupaya mengekspresikan kegelisahannya sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh
emosional reaktif yang dikhayalkan akan mengancam kehidupan atau ketenangannya.
Tentu saja kegelisahan yang dialami setiap orang tidaklah
sama, tergantung kepribadian, kebutuhan, keadaan, dan tanggung jawab
masing-masing. Di samping kondisi masa kini serta tingkat keberagamaan mereka.
2.2
Sebab – sebab orang gelisah
Mungkin kegelisahan itu disebabkan antara lain:
1. Kesulitan ekonomi
2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
3. Penyakit yang menahun
4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
5. Takut kehilangan pasangan hidup
6. Khawatir gagal dalam berkarier
Pada dasarnya semua manusia mendambakan kebahagiaan, dan
tidak menginginkan kegelisahan. Kebahagiaan itu satu, dan kegelisahan juga
satu. Bisa diraih oleh setiap manusia yang kaya atau yang miskin, yang punya
jabatan atau yang jelata, yang ternama atau yang tak dikenal, berpasangan atau
yang belum, yang sehat atau sedang sakit, yang berkarier atau yang belum.
Sebaliknya kegelisahan juga bisa datang pada setiap manusia dari semua lapisan
dan tingkatan.
A) Kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh
seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya.
B) Kecemasan Neoritis
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal
yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego.
kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang
buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan.
C) Kecemasan moril
kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi
memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa
kurang,cinta. Rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena
itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan
manusia merasa khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.
Penyebab kegelisahan :
Sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam
haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan
lain-lain.
2.3
Usaha –
usaha mengatasi kegelisahan
Para ilmuwan dari the Agency of Science,
Technology and Research/Duke-NUS Neuroscience Research Partnership, A*STAR's
Institute of Molecular and Cell Biology, dan the National University of
Singapore membuat sebuah terobosan mengenai bagaimana kegelisahan diatur
dalam otak vertebrata.
Karya mereka memberikan pencerahan tentang bagaimana otak secara normal
menghentikan kegelisahan dan juga memastikan relevansi ikan zebra sebagai model
bagi gangguan psikiatris manusia.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh Dr. Suresh Jesuthasan menunjukkan bahwa
mengganggu atau mengacaukan rangkaian neuron (sel saraf) tertentu dalam
habenula, mencegah respon normal terhadap situasi stres. Dalam
eksperimen-eksperimen mereka, tim ilmuwan tersebut melatih anakan ikan zebra
untuk berenang menjauh dari sebuah cahaya untuk menghindar dari sengatan
listrik ringan. Ikan-ikan normal dengan mudah mempelajari hal tersebut, akan
tetapi ikan-ikan yang rangkaian tertentu di bagian habenulanya dirusak,
menunjukkan tanda-tanda "ketidakberdayaan". Walaupun pada mulanya
mereka mencoba menghindari sengatan tersebut, mereka cepat menyerah.
"Penelitian
kami berhubungan dengan aspek-aspek dasar pengalaman manusia yaitu stres dan
kegelisahan. Kami pikir bahwa habenula otak terasosiasi dengan penilaian apakah
suatu stres telah diatasi. Studi kami menyediakan satu penjelasan mengenai
mengapa kebutuhan untuk mengontrol lingkungan merupakan bagian yang sangat
penting dalam tingkah laku manusia, karena perasaan kontrol memungkinkan
organisme untuk mengatasi stres."
2.4
Keterasingan
Konsep Keterasingan buatan Marx berasal dari
fakta ekonomi yang ada di masanya. Hal ini tertulis dalam karyanya Das Kapital dan terbesit dalam
karya-karyanya yang lain. Sebenarnya Marx sendiri mengurangi penggunaan kata alienisasi
atau keterasingan dalam karya-karya di fase kedua hidupnya. Hal ini dikarenakan
Marx tidak mau kata ini berkurang nilainya, sebagai akibat dari banyaknya para
filsuf sejaman Marx yang menggunakan kata tersebut sebagai konsep mereka yang
sebenarnya jauh dari yang dimaksud oleh Marx.
Keterasingan terjadi jika semakin banyaknya
modal terkumpul untuk Kapitalis, dan semakin miskin pula si Buruh akibat dari
hasil eksploitasi si kapitalis. Artinya si kapitalis menimbun banyak harta yang
sebenarnya merupakan Nilai
Lebih barang yang telah diciptakan si buruh. Karena buruh tidak
memiliki kekuasaan untuk menjual barang tersebut seperti layaknya yang
dilakukan kapitalis, maka si kapitalis yang memiliki hak untuk menjual barang
tersebutlah yang akan mendapat nilai lebih tersebut.
Jika nilai
lebih ini diakumulasikan dengan apa yang di dapat si buruh -baca
gaji-, akan memunculkan variabel yang berbalik. Dimana si buruh akan menjadi
lebih murah atau tak berharga saat nilai lebih dari barang-barang yang dia buat
jauh lebih tinggi dan tidak sepadan dengan nilai yang ia dapat. Hal tersebut
akan memunculkan keadaan yang disebut Karl Marx sebagai obyektivikasi
(Vergebrtandlichung) atau bisa dibilang buruh dijadikan obyek dalam
satuan modal di mata kapitalis, bukan sebagai subyek atau pencipta benda.
Pandangan tentang alienisasi tak lepas dari
kritik Karl Marx terhadap Ludwig Feuerbach, seorang filsuf di eranya.
Namun Marx berfikir justru lebih konkrit dari pada Feuerbach. Ada beberapa
dimensi utama dari pembaharuan Marx tentang keterasingan
1. Si
Buruh tidak mempunyai kuasa untuk memasarkan produk-produknya, dikarenakan itu
akan menjadi hak kapitalis, sehingga dia tidak akan menadik keuntungan dari
produk tersebut. Dalam prinsip ekonomi pasar bahwa produk yang dipertukarkan
akan diawasi oleh pasar. Bahkan buruh juga menjadi sebuah komoditi yang
diperjualkan di pasaran dan tidak bisa mengatur sendiri nasib benda yang ia
produksi.
2. Si
buruh terasing dengan pekerjaanya sendiri. Dimana tugas kerja tidak memberi
kepuasan hati yang hakiki, yang mana buruh tidak diberi kesempatan untuk
mengatur keadaan fisik atau batin dirinya sendiri sebab dikuasai oleh kekuatan
eksternalnya.
3. Pola hubungan sosial membawa buruh menkadi
terasing secara langsung dari percabangan-percabangan sosial. Dalam hal ini
hubungan masyarakat cenderung disederhanakan menjadi kegiatan-kegiatan pasar.
Uang meningkatkan rasionalisasi pola hubungan sosial, karena ia menjadi standar
abstrak dalam pengertian bahwa sifat-sifat yang paling heterogen
dapat dibandingkan dan ditukarkan.
4. Manusia
hidup dalam hubungan aktif dengan alam yang merupakan ekspresi dan hasil
hubunganya dan menjadi pembeda anatra manusia dengan hewan. Pekerjaan yang
terasing lebih menurunkan kegiatan produktif manusia ke tingkat adaptasi pada
alam, layaknya hewan. Padahal yang membedakan antara keduanya adalah sikap
kecakapan mereka dalam mengarungi hidup.
2.5
Kesepian
Problem utama dari kebanyakan orang di dunia
ini ialah kesepian. Apakah Anda mengetahui kebanyakan orang yg dtg kepada para
pembimbing agama mereka, karena mereka mempunyai problem kesepian atau tidak
mendapatkan kasih sayang maupun penghargaan? Apakah Anda mengetahui bahwa lebih
dari 70% orang bunuh diri, karena merasa kesepian? Rasa kesepian dapat membuat
orang jadi depresif, sehingga akhirnya mereka terjerumus jadi pecandu alkohol,
maupun drugs.
Menurut psikolog, rasa kesepian itu berasal
dari dalam hati. Sehingga lingkungan kerja yg sibuk dan teman2 di sekelilingnya
sekalipun, tidak akan mampu mengusir rasa sepi. Di kota2 besar, rasa kesepian
ini banyak melanda para wanita karier dan profesional muda.
Meskipun mereka
memiliki aktivitas yg cukup padat dan setiap hari selalu bertemu dengan banyak
orang, ada perasaan sunyi di sudut hatinya. Rasa kesepian tidak bisa
dihilangkan dengan uang.
Rasa kesepian bisa saja timbul, walaupun kita
sudah memiliki pasangan hidup, keluarga, pekerjaan maupun memiliki banyak
sahabat. Bahkan Ratu Belanda - Beatrix sendiri pernah mengungkapkan bahwa ciri
jabatan dari seorang Ratu adalah "Kesepian namun tidak pernah
sendiri". Kesepian itu bukannya, karena tidak ada orang disekitar kita,
tetapi di dalam hati maupun perasaan kita merasa se-akan2 mereka tidak
membutuhkan mau memperhatikan kita lagi. Tiap orang membutuhkan atensi maupun
kasih sayang!
Kesepian adalah salah satu bentuk kesedihan.
Kata kesepian itu berasal dari akar kata "sepi" yg dlm kamus sering
di definisikan sebagai "tanpa teman, tersisih ... sendirian. Sedangkan
kata sifat "sendirian" berarti "Merasa tersisih, karena tidak
ada yg menemani". Kesepian sering kali memanifestasikan diri dlm bentuk
rasa sakit, rasa hampa, dan efek samping yg lebih gawat lagi ialah sering kali
berbentuk depresi yg mendalam sampaikan menyebabkan bunuh diri.
2.6
Ketidak pastian
Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan
berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika,
statistika, ekonomika,
keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu
pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa
depan hingga pengukuran fisik
yang sudah ada atau yang belum diketahui.
Contohnya, jika Anda tidak tahu apakah besok
hujan, maka Anda mengalami ketidakpastian. Bila Anda menerapkan kemungkinan ini
pada hasil memungkinkan yang menggunakan perkiraan cuaca atau penilaian kemungkinan terkalibrasi, Anda
telah memperkirakan ketidakpastian.
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg menyatakan bahwa adalah (hampir) tidak
mungkin untuk mengukur dua besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan momentum suatu partikel. Prinsip ini
dicetuskan oleh ilmuwan Jerman bernama Werner Heisenberg di tahun 1927.
Prinsip ketidakpastian merupakan suatu pemahaman untuk
menerjemahkan kondisi alam tanpa kesetimbangan. Setiap dimensi memiliki 2 sistem global: sistem
tertutup dan sistem terbuka; dimana keduanya saling melengkapi untuk
membentuk jaring-jaring energi "Supreme Reality".
Sistem
tertutup
merupakan dimensi dengan kondisi yang
setimbang dan akan selalu menyeimbangkan antar objek (materi dan energi)yang
berada dalam ruang dimensi tersebut.
Sistem
terbuka
merupakan suatu sistem setimbang namun tidak
stabil sebab cenderung berhubungan langsung dengan dimensi lain secara terbuka.
Sistem terbuka berpotensi untuk melakukan swadimensi atau membentuk dimensi
baru dengan sendirinya apabila dilewati materi dan energi hingga melewati batas
ambang penerimaan energi (titik bifurkasi) pada dimensi tersebut.
Replika dimensi bersifat fraktal.
2.7
Usaha –
usaha ketidak pastian
Langkah-langkah
untuk menghadapi ketidakpastian hidup, yang bisa membuat hidup lebih mudah
karena kita menyiapkan diri secara lebih baik untuk menghadapi apa pun yang
terjadi. Dan ketika saatnya tiba, kita akan lebih mampu mengambil risiko.
1. TAK ADA ORANG YANG TAHU SEGALANYA
Jika kita tahu segala sesuatu yang akan terjadi, hidup akan sangat membosankan.
Dengan mengubah cara kita memandang kesulitan, kita bisa mengubah cara
menanganinya. Mulai dari sekarang, daripada mencemaskan hal-hal yang tak bisa
diramalkan, atau membiarkan hal-hal yang terjadi membuat Anda shock dan lumpuh
secara berkepanjangan, coba pandang hal-hal yang tak terduga sebagai peluang.
2. YANG TERBAIK DAN TERBURUK
Saat menghadapi ketidakpastian banyak di antara kita yang jadi lumpuh. Jika tak
tahu apa yang bisa kita harapkan, lebih baik low profile dan jangan berbuat apa
pun. Anggapan yang keliru. Ketika terjadi perubahan, cara terbaik untuk
mengatasi keresahan adalah dengan menjadi aktif.
3.LANGKAH-LANGKAH
KECIL
Kita sering membuat kesalahan dengan berpikir, agar maju dalam hidup. kita
harus melakukan perubahan besar. Padahal tidak begitu. Pada kenyataannya,
dengan melakukan langkah-langkah kecil yang aktif menuju tujuan, kita membuat
tujuan berkemungkinan lebih besar tercapai dengan memberi diri kita peluang
untuk menata ulang jika hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Apakah ikut
kursus sebelum mendaftar pada satu program, atau minta naik gaji sebelum
mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih baik di bidang yang kurang menarik
bagi Anda. Yang pasti adalah, tidak melakukan apa pun pasti tak akan membawa
Anda ke tempat yang Anda inginkan. Melakukan sesuatu kemungkinan akan membuat
beda.
4.FOKUS PADA YANG BISA DIATUR
Kenali hal-hal yang benar-benar tak bisa Anda atur atau kendalikan. Artinya
Anda harus secara aktif melepaskan yang tak bisa Anda atur. Kita sering bertemu
dengan orang yang berpikir jika mereka terus memikirkannya, pemikiran mereka
mungkin akan membantu mereka mengubah situasi. Harapan yang agak berlebihan.
Katakan kepada diri sendiri, mencemaskan situasi itu tak akan mengubahnya.
Serahkan semuanya kepada Tuhan karena Dia Maha Besar dan bisa melakukan hal-hal
yang tak bisa kita lakukan.