Kamis, 15 November 2012

TES PSIKOLOGI & TES PSIKOTERAPI


TES PSIKOLOGI

Tes Psikologi adalah sebuah alat ukur untuk mengetahui kepribadian seseorang. Dengan tes ini kita dapat mengetahui kepribadian seseorang. Tes psikologi ini sudah sangat luas digunakan di banyak negara untuk maksud-maksud tertentu di berbagai bidang, misalnya bidang penelitian, pendidikan, militer, industri dan lain-lain. Sejak tahun 1972, tes psikologi ini telah mulai digunakan di Indonesia, setelah sebelumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan latar belakang sosial budaya di Indonesia serta lolos tes validasi yang dilakukan secara statistik. Jadi tes ini bukan sekedar tes yang meng-adopsi/sekedar menterjermahkan dari tes-tes yang ada di luar negeri.
Sejarah Psikologi
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno, sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya di tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi sendiri telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.


Metode Psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
  1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.

2.        Observasi Ilmiah
 Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.

3.      Sejarah Kehidupan (metode biografi)
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif.

4.      Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket yaitu :
  1.  Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
  2. Interviwer (penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
  3. Terdapat interaksi langsung berupa face to facesehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.

5.      Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6.        Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes   Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.
7.      Metode Analisis Karya
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.

8.      Metode Statistik
Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat.

Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
  • Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
  • Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
  • Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Manfaat Tes Psikologi.

Tes ini bermanfaat untuk :
1. Mengungkapkan berbagai corak kepribadian yang tersembunyi dan sukar untuk diketahui melalui wawancara atau pengamatan biasa sehari-hari.
2. Menjelaskan masalah psikodinamik seseorang
3. Mengetahui apakah seseorang itu menderita gangguan jiwa atau tidak

Sebagaimana di negara-negara lain, maka kiranya tes psikologi ini juga dapat dipergunakan dalam berbagai instansi dan dunia usaha untuk keperluan seleksi, promosi dan mutasi mulai dari tingkat eksekutif, direksi, manager, staf sampai pada tingkat karyawan/pegawai yang menduduki posisi yang vital, strategis dan beresiko tinggi.

Laporan tes psikologi yang dibuat kiranya akan dapat dipergunakan oleh pimpinan perusahaan atau bagian personalia/sumber daya manusia (Human Resources Development Department) untuk menentukan sikap dalam hal :

1. Menerima atau menolak lamaran seseorang untuk bekerja
2. Menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan kepribadiannya
3. Memindahkan seseorang dari posisi yang lama ke posisi baru yang sesuai dengan kepribadiannya.

Bagi perusahaan yang ingin melakukan tes psikologi terhadap para karyawannya mengenai analisis karyawan atau seleksi karyawan atau pribadi dengan berbagai tujuan pekerjaan atau hanya sekedar ingin mengetahui potensi diri, maka "Accurate" Health Center menyediakan jasa layanan segala macam tes psikologi.

TES PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah sebuah intervensi yang diberikan oleh seorang profesional dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi yang mencoba untuk mengobati gangguan mental dan untuk meningkatkan kehidupan seseorang yang bahagia atau terganggu. Dalam psikoterapi terdiri atas beberapa metode yang digunakan untuk mengobati perilaku abnormal. Sebagian metode tersebut difokuskan untuk membantu individu dalam mendapatkan suatu pemahamannya tentang penyebab masalah.
    Psikoterapi kurang begitu populer di Indonesia karena tidak semua orang mengerti akan pentingnya psikoterapi. Hanya orang yang berasal dari ekonomi menengah ke atas saja yang menggunakannya.
    Psikoterapi dapat diberikan oleh dokter psikiatrik atau psikiater, yabg memiliki gelar M.D (di Amerika). Istilah ahli psikoanalisis ditujukan untuk individu yang telah mendapatkan latihan khusus di institut psikoanalitik dengan mempelajari metode dan teori Freud. Ahli Psikologi yang bekerja sebagai ahli psikoterapi biasanya mendapatkan gelar Ph.D. (doctor of Philosophy) atau Psy.D. (doctor of Psychology). Pekerja sosial psikiatrik harus menyelesaikan pendidikan 2 tahun untuk mendapatkan gelar master (M.S.W).

Psikoterapi modern sangat berbeda dengan versi Hollywood. Biasanya, kebanyakan orang melihat terapis mereka sekali seminggu selama 50 menit. Untuk obat-janji saja, sesi akan bersama seorang perawat kejiwaan atau psikiater dan cenderung terakhir hanya 15 sampai 20 menit. Janji ini pengobatan cenderung dijadwalkan sekali per bulan atau sekali setiap enam minggu.

Sejarah Singkat Psikoterapi

Pada zaman dahulu kala, dipercaya bahwa perilaku abnormal disebabkan oleh setan. Setan tersebut diusir dengan teknik tertentu seperti doa, mantera, sihir, dan teknik lainnya. Jika terapi tersebut tidak berhasil, diambil tindakan yang lebih ekstrim. Misalnya denagn merajam hingga mati.
    Selama abad 15 sampai 16, gangguan mental itu dipandang sebagai penyakit. Maka penderita gangguan mental dimasukkan ke dalam rumah sakit khusus untuk penderita gangguan mental yang disebut asilum. Asilum seperti penjara untuk para penghuninya, mereka dirantai di sel yang gelap dan kotor. Tetapi pada saat Philipe Pinel (1745-1826) yang bertugas, terjadi perkembangan. Pinel memperbolehkan melepas rantai yang mengikat para penderita. Eksperimennya berhasil. Setelah dilepaskan dari ikatannya, ditempatkan di ruang yang bersih dan terang, banyak orang yang selama bertahun-tahun dianggap tidak berharapan sembuh ternyata mengalami kemajuan yang besar.   
     Akhir abad 18 dan awal abad 19, ahli kllinis berusaha untuk merawat gangguan mental berdasarkan psikologi. Contohnya, Josef Breuer (1842-1925), seorang dokter dari Viennese yang merawat pasien yang histeria dengan menggunakan metode hipnotis.
Tujuan terapi (Korchin) :
1. memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar  2. mengurangi tekanan emosional  3. mengembangkan potensi klien  4. mengubah kebiasaan  5. memodifikasi struktur kognisi  6. memperoleh pengetahuan tentang diri  7. mengembangkan kemampuan berkomunikasi & hubungan interpersonal  8. meningkatkan kemampuan mengambil keputusan  9. mengubah kondisi fisik  10. mengubah kesadaran diri.  11. mengubah lingkungan sosial.
Memilih Psikoterapi yang sesuai
Pemilihan terapi yang sesui tidak hanya didasarkan pada diagnosis. Tidak terdapat metode  “ buku masakan  “ sederhana untuk menempatkan seorang individu dengan diagnosis spesifik ke dalam modalitas pengobatan yang sesuai. Beberapa factor disamping diagnosis , perlu dipertimbangkan dengan seksama. “Masalah pasien perlu dipandang dalam konteks kemungkinan penyakit mental bedasarkan biologis dan dunia intrapsikisnya, gaya kepribadian, kesukaran perilaku dan factor sosiokultural. Jadi dua individu pada kategori yang sama pada seluruh aksis DSM III-R dapat merupakan orang yang sama sekaligus berbeda dan memerlukan intervensi terpeutk yang berbeda.
Jules Masserman ( dalam Karasu 184 ) telah menulis pengobatan komprehensif secara ekskuisit disesuaikan dengan umur, keadaan fisik, pendidikan , tingkat intelektual, status keluarga dan ekonomi, orientasi budaya dan agama, talenta khusus dan petensialitas individu, sasaran pengobatan dan banyak factor kemungkinan lain. Bagaimana setiap terapis bertindak sebagai klinisi, Ombudsman , dan mentor filosofik, mengkombinasikan unsur berbagai parameter pengaruh merupakan keahlian terapeutiknya yang unik. Analisis vector saling terkait dari pengaruh fisik social dan metapsikologik kemudian dapat mengarah pada rasional yang lebih komprehensif untuk, dan penerapan yang lebih spesifik dan efektif, dari berbagai modalitas terap psikiatrik.
Psikoterapi merupakan hubungan ditambah satu kombinasi tekhnik dari intervensi psikodinamik hingga psikofarmakologik. Karena psikoterapi dari berbagai kelompok terapi menjadi labih berpengalaman apa yang sebenarnya mereka lakukan dalam terapi menjadi semakin mirip. Unsur – unsur psikoterapik dapat dipilih untuk masing – masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri – ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapeutik, keadaan mental dan kebutuhan pasien. Psikoterapi ditandai dengan tujuan, lingkungan, format, jadwal waktu, tekhnik dan penggunaan bersamaan modalitas terapeutik lain.


Lama Terapi
Pasien dan ahli psikoanalisis harus siap untuk terlibat dalam proses untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Psikoanalisis mernbutuhkan waktu antara tiga dan enam tahun, kadang-kadang lebih lama. Sesion biasanya dilakukan empat atau lebih dalarn seminggu masing-masingnya selama 45 sampai 50 menit. Beberapa analisis dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang dan dengan sesion yang bervaniasi dan 20 sampai 30 menit.
Metode Terapi
Aturan dasar psikoanalisis adalah bahwa pasien setuju untuk jujur sepenuhnya terhadap ahli analisis dan menceritakan segala sesuatu tanpa pilih-pilih. Freud menarnakan teknik yang memungkinkan kejujuran tersebut sebagai asosiasi bebas.
  • Asosiasi bebas. Dalam asosiasi bebas, pasien mengatakan segala sesuatu yang datang ke dalam pikirannya tanpa adanya penyensoran, terlepas dan apakah mereka rasakan pikiran tersebut tidak dapat diterima atau memalukan, itu tidak penting. Asosiasi dipimpin oleh tiga jenis tenaga bawah sadar: konflik patogenik neurosis, keinginan untuk sembuh, dan keinginan untuk menyenangkan ahli analisis. Peranan antara faktor-faktor tersebut menjadi kompleks. Sebagai contohnva, suatu pikiran atau impuls yang tidak dapat diterima bagi pasien dan yang merupakan bagian dan neurosisnya dapat bertentangan dengan harapan mereka untuk menyenangkan ahli analisis, yang, mereka anggap, juga merasakan impuls sebagai tidak dapat ditenima. Tetapi jika pasien mengikuti aturan dasar, mereka dapat mengatasi tahanan.
  • Perhatian mengalir bebas (free-floating attention). Jawaban ahli analisis terhadap asosiasi bebas pasien adalah cara mendengarkan yang khusus, yang dinamakan perhatian mengalir bebas. Ahli analisis membiarkan asosiasi pasien menstimulasi asosiasi mereka sendiri dan dengan demikian mampu untuk melihat tema dalam asosiasi bebas pasien yang mungkin dicerminkan kembali kepada pasien kemudian atau pada beberapa waktu kemudian. Perhatian ahli analisis yang cermat kepada pengalaman subjektifnya sendini adalah bagian yang tidak dapat diterima dari analisis.
  • Aturan abstinensi. Dengan mengikuti aturan abstinensi, pasien mampu menunda pemuasan tiap keinginan instinktual seperti membicarakannya dalam terapi. Ketegangan yang ditimbulkan menghasilkan asosiasi relevan yang digunakan oleh ahil analisis untuk meningkatkan kesadaran pasien. Aturan tersebut tidak dimaksudkan abstinensi seksual, tetapi, dengan tidak mengijinkan lingkungan terapi memuaskan harapan infantil pasien akan cinta dan kasih sayang.