Selasa, 07 Mei 2013

Kepribadian Sehat Menurut Rogers



Kepribadian Sehat Menurut Rogers


1.      Perkembangan Kepribadian “ Self ”
Self adalah
apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.

Self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self terbentuk melalui deferiensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya. Misalnya, orang mungkin memandang dirinya sebagai; “saya cerdas, menyenangkan, jujur, baik hari, dan menarik”. Alwisol (2006: 322).

2.       Peranan Positive Rogers dalam Pembentukan Kepribadian Individu
Peranan positif regard adalah sebagai suatu kebutuhan yang memaksa dan menyerap, dimiliki oleh semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

3.       Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):
a. Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

b. Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

c. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

d. Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau rintangan -rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

e. Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata -mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.


Minggu, 05 Mei 2013

BAB 2 PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS



PENDEKATAN EMPAT P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS

·       Makna dari pengembangan kreativitas
Hidup dalam suatu masa di mana ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya untuk digunakan secara konstruktif maupun destruktif, suatu adaptasi kreatif merupakan satu – satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan – perubahan yang terjadi dan menghadapi problema – problema yang semakin kompleks.
Kreativitas begitu bermakna dalam hidup itu perlu dipupuk sejak dini dalam diri anak didik.
Pertama, dengan berkreasi orang dapat mengaktualisasikan dirinya.
Kedua, kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam – macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat ( bagi diri pribadi dan bagi lingkungan ) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.


·       Teori 4 P yang melandasi pengembangan kreativitas

1.      Teori tentang pembentukan pribadi kreatif :

a.     Teori  psikoanalisis
Teori – teori psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai di masa anak.
v  Teori Freud
Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide – ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima.

b.   Teori Humanistik

1)     Teori Maslow
Manusia mempunyai naluri – naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu kebutuhan primitive muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan.
Keempat kebutuhan pertama disebut kebutuhan “ deficiency “.  Dua kebutuhan pada tingkat tertinggi ( aktualisasi dan estetik ) disebut kebutuhan “ being “.



2)    Teori Rogers
Menurut Carl Rogers ( 1902 – 1987 ) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif ialah :
a)    Keterbukaan terhadap pengalaman
b)   Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang ( internal locus of evaluation)
c)    Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “ bermain “ dengan konsep – konsep.

c.     Ciri – ciri kepribadian kreatif
Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka.

2.    Teori – teori tentang “ Press “

a.     Motivasi untuk kreativitas
Dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang.

b.    Kondisi Eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Telah dikemukakan bagaimana kondisi internal menurut Rogers yang bersifat mengembangkan kreativitas.
Menurut  pengalaman Rogers dalam psikoterapi :
1.      Keamanan Psikologi
Ini dapat terbentuk dengan tiga proses yang saling berhubungan :

a.     Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
b.     Mengusahakan suasana yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada ( atau sekurang – kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam ).
c.      Memberikan pengertian secara empatis ( dapat ikut menghayati ).

2.     Kebebasan Psikologi
Jika orang tua atau guru mengizinkan atau member kesempatan pada anak untuk bebas mengekspresikan. Permissiveness ini memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.

3.     Teori tentang proses kreatif
a.    Teori wallas
Menyatakan bahwa proses kreatif empat tahap (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, (4) verifikasi.

b.    Teori tentang belahan otak kanan dan kiri
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan, maka dikatakan bahwa otak dikuasai oleh hemisfer yang bertentangan.

4.     Teori tentang produk kreatif
Pada pribadi kreatif, jika memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang ( press ), atau lingkungan yang memberi kesempatan/peluang untuk bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitasnya akan muncul.


a.     Hukum paten dalam penilaian produk penemuan
Hukum paten AS mempertimbangkan beberapa unsur dalam memberikan  hak paten kepada investor.
Patokan dari hukum paten cukup membantu, tetapi tidak cukup spesifik untuk penilaian secara ilmiah. Dibutuhkan perangkat criteria yang disetujui untuk menilai produk kreatif dan kemampuan kreatif.

b.     Model dari Besemer dan Treffinger
Besemer dan treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu (1) kebauran ( novelty ), (2) pemecahan ( resolution )
(3) kerincian ( elaboration ) dan sintesis.
Masing – masing dari ketiga kategori ini meliputi sejumlah atribut. Modal ini disebut “ creative product analysis matrix “ ( CPAM ).
Menurut Besemer dan Treffinger tidak perlu produk itu menonjol dalam semua criteria. Misalnya nilai cukup tinggi pada semua criteria sebanding dengan nilai sangat tinggi pada beberapa criteria, dan rendah pada beberapa lainnya. Sebagai contoh, tabel 2.4

Tabel 2.4
Penilaian kriteria terhadap penemuan telepon oleh Bell
                                                                                                         
Kriteria                                                                        Tingkat
Orisinal                                                                       Tinggi
Kejutan                                                                        Tinggi
Germinal                                                                     Tinggi
Bermakna                                                                   Tinggi
Logis                                                                            Tinggi
Berguna                                                                       Tinggi
Organis                                                                        Tinggi
Elegan                                                                          Rendah
Majemuk                                                                     Rata - rata
Dapat dipahami                                                        Tinggi
Keterampilan                                                             Rendah

c.    Model penilaian kreativitas dalam mengarang
Skema penilaian tersebut meliputi empat criteria dari berpikir kreatif, yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian ( orisinalitas ), dan kerincian ( elaborasi ). Setiap dari empat kriteria tersebut terdiri dari lima komponen dengan demikian ada 20 butir yang dinilai.
Penilaian :
1.      Kelancaran, didasarkan atas jumlah kata yang digunakan dalam karangan tersebut.
2.     Kelenturan ( fleksibelitas ) : meliputi kelenturan      dalam struktur kalimat dan kelenturan dalam konten atau gagasan.
3.     Keaslian ( orisinalitas ) : sejauh mana konten atau gaya pemikiran karangan menunjukkan orisinalitas ( ketidak laziman ), dibandingkan dengan karangan yang isi dan gaya penulisannya menunjukkan stereotipe ( “ koden “ ).
4.     Kerincian ( elaborasi, kekayaan ) : ialah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita sehingga tampak lebih kaya.

D.  Strategi 4P dalam pengembangan kreativitas
     Kreativitas : pribadi, pendorong, proses, dan produk ( 4P )
Sehubungan dengan pengembangan kreativitas siswa, kita perlu meninjau empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, press, proses atau produk ( 4P dari kreativitas ).


1.     Pribadi
Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide – ide barudan produk -  produk yang inovatif.

2.   Pendorong ( press )
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri ( motivasi internal ) untuk menghasilkan sesuatu.

3.   Proses
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif.
Pertama – tama yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk – produk kreatif yang bermakna.

4.   Produk
kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong ( “ press “ ) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses ( kesibukan, kegiatan ) kreatif.

E.  Strategi 4P untuk penelitian tentang kreativitas
      Empat P dari kreativitas – pribadi, pendorong, proses, dan produk dapat digunakan sebagai dasar dari kerangka kerja konseptual dan strategi untuk penelitian tentang kreativitas di Indonesia.
Dengan empat P sebagai dimensi pertama, dan 5W + 1H sebagai dimensi kedua, kita memperoleh diagram seperti
tampak pada gambar 2.1


Who ?
What ?
Why ?
When ?
Where ?
How ?
Person






press






process






product







Dimensi ketiga menunjukkan peranan dari tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam meningkatkan potensi kreatif anak.

Tabel 2.3
Dikotomi Mental
                                                                                                                    
Belahan otak kiri                                             Belahan otak kanan
Intelek                                                                intuisi
Konvergen                                                         divergen
Intelektual                                                         emosional
Rasional                                                             metaforik, intuitif
Verbal                                                                non – verbal
Horisontal                                                         vertikal
Konkret                                                              abstrak
Realistik                                                             impulsive
Diarahkan                                                         bebas
Diferensial                                                        eksistensial
Sekuensial                                                         multipel
                                                                                                                  
Belahan otak kiri                                             Belahan otak kanan
Historikal                                                          tanpa batas waktu
Analitis                                                               sintetis, holistic
Eksplisit                                                             implicit
Objektif                                                              subjektif
Suksesif                                                              simultan