Jumat, 10 Januari 2014

Rangkuman Manajemen 1 - 3 softskill

I.                   Definisi pengaruh perilaku organisasi dan manajemen dan definisi komunikasi


1.      Mempengaruhi perilaku :

a.      Definisi Pengaruh Perilaku Organisasi dan Manajemen

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerjaindividual, kelompok, maupun organisasi). sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. 
Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:

1.      Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna  atau sasaran.
2.  Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya.
3.  Kepuasan kerja
4.  Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara
                  jumlahkaryawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.

b.      Kunci – kunci perubahan perilaku organisasi

Untuk membantu proses perubahan yang sukses pada kedua sisi tersebut, yakni sisi
organisasi dan sisi inidvidu, maka terdapat enam aspek penting yang layak  diperhatikan.
Enam tema penting dalam mengelola proses perubahan adalah sbb :
              1.  Arsitektur Perubahan
              2.  Komunikasi
              3.  Performance Management
              4.  Cultural Capacity
              5.  Leadership Capacity
              6.  Individual and Team Capacity
Secara rinci, keenam elemen didesain untuk mendorong proses perubahan yang mulus baik pada sisi organisasi ataupun sisi individu.
Secara detail, kondisi yang mesti dimunculkan dalam keenam elemen tersebut adalah sbb:
1.      Arsitektur Perubahan : Terdapat strategi dan struktur yang jelas, serta tahapan aktivitas yang sistematis guna mendorong proses perubahan
2.      Komunikasi : Terdapat media komunikasi yang bersifat reguler dan variatif untuk mensosialisasikan sasaran perubahan; dan juga mengkomunikasikan sasaran-sasaran yang telah berhasil dicapai
3.      Performance Management : Sistem manajemen kinerja dan kebijakan pengelolaan SDM diselaraskan untuk mendorong tumbuh perilaku baru yang sejalan dengan tujuan perubahan
4.      Cultural Capacity : Budaya perusahaan dimodifikasi sesuai dengan arah baru proses       perubahan
5.      Leaadership Capacity : Nilai dan perilaku yang dianut leader sejalan dengan sasaran perubahan yang ingin dituju; para leader memiliki kapasitas untuk memimpin proses perubahan
6.      Individual and Team Capacity : Serangkaian tindakan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan bagi suksesnya proses perubahan.

Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:

2.      Produktivitas yang efektif dan efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna  atau sasaran.
2.  Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya.
3.  Kepuasan kerja
4.  Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara
                  jumlahkaryawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.

c.       Kunci – kunci perubahan perilaku organisasi

Untuk membantu proses perubahan yang sukses pada kedua sisi tersebut, yakni sisi
organisasi dan sisi inidvidu, maka terdapat enam aspek penting yang layak  diperhatikan.
Enam tema penting dalam mengelola proses perubahan adalah sbb :
              1.  Arsitektur Perubahan
              2.  Komunikasi
              3.  Performance Management
              4.  Cultural Capacity
              5.  Leadership Capacity
              6.  Individual and Team Capacity
Secara rinci, keenam elemen didesain untuk mendorong proses perubahan yang mulus baik pada sisi organisasi ataupun sisi individu.
Secara detail, kondisi yang mesti dimunculkan dalam keenam elemen tersebut adalah sbb:
7.      Arsitektur Perubahan : Terdapat strategi dan struktur yang jelas, serta tahapan aktivitas yang sistematis guna mendorong proses perubahan
8.      Komunikasi : Terdapat media komunikasi yang bersifat reguler dan variatif untuk mensosialisasikan sasaran perubahan; dan juga mengkomunikasikan sasaran-sasaran yang telah berhasil dicapai
9.      Performance Management : Sistem manajemen kinerja dan kebijakan pengelolaan SDM diselaraskan untuk mendorong tumbuh perilaku baru yang sejalan dengan tujuan perubahan
10.  Cultural Capacity : Budaya perusahaan dimodifikasi sesuai dengan arah baru proses       perubahan
11.  Leaadership Capacity : Nilai dan perilaku yang dianut leader sejalan dengan sasaran perubahan yang ingin dituju; para leader memiliki kapasitas untuk memimpin proses perubahan
12.  Individual and Team Capacity : Serangkaian tindakan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan bagi suksesnya proses perubahan.
metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan strategi dan teknik mempengaruhi orang lain.
·         Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.

·         Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu negeri.

·         Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah diproduksi oleh departemen’nya.

3.       A.  Definisi Komunikasi

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Definisi Komunikasi

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain.
Kategori komunikasi tersebut diantaranya:
  • Komunikasi lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.
  • Komunikasi non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau bertindak.
  • Komunikasi tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.
  • Visual: grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.

A.        PROSES KOMUNIKASI
 Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.             Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2.          Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.

B.   Dimensi Komunikasi
pengendali pesan dan pengharap efek yang ia rumuskan pada awal berkomunikasi. “who” dalam komunikasi politik bisa seorang politikus atau suatu partai yang berusaha membangun basis dukungan. .     
1.             Komunikasi sebagai proses

          Jika komunikasi dipandang sebagai proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.


       2.      Komunikasi sebagai simbolik

          Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
simbol disini berarti sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya.

       3.       Komunikasi sebagai sistem
           Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :

• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada
disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).

       4.      Komunikasi sebagai transaksional
          Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.

       5.       Komunikasi sebagai aktivitas sosial
           Hubungan antar esame manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.

Daftar Pustaka

    1.  David M. Boje & Grace Ann Rosile, Mary Parker Follett’s theory of power circularity and workplace democracy, on line 18 Juni 2006, http://cbae.nmsu.edu/~dboje/papers/CleggFollett4_index.html
    2. Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14, 2004.
    3. G. A. Yukl  and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.
    4.  Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
    5.  Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo   Persada
6.      Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA:    
    Wadsworth Publishing.


II.                 Motivasi

I.                   Pengertian para Ahli tentang “ Motivasi”

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia (walaupun motivasiitu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Teori Drive – Reinforcement
Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang mendorong
2. Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3. Pencapaian tujuan yang memadai
4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Teori Harapan
Teori Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu:


1.       Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri  orang dan    faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
2.      Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan  kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah  diperhitungkanoleh orang tersebut.
3.      Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
4.      Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan  memperoleh hasil dari sebuah perilaku.

Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. NILAI (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap karyawan lain.

2. INSTRUMENTALITAS
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.

3. PENGHARAPAN
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.

Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; tujuan-tujuan mengatur upaya; tujuan-tujuan meningkatkan persistensi  Contoh : Munyusun rencana aktivitas kegiatan kerja dan tugas secara stabil dan lancar dalam mengerjakan hal tersebut.

Teori Abraham H. Maslow (Teori Humanistik)

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Contoh : Dalam hal suatu gaji bonus pertahun untuk setiap karyawan dan bingkisan parsel untuk family keluarga.


• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)

Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias. Contoh : Dalam hal setiap karyawan yg bekerja mendapatkan jaminan jamsoftek kesehatan untuk setiap karyawan dan keluarga karywan, kalau ada keluarga yang sakit jaminan untuk membayarnya lewat jamsoftek dari perusahaan tersebut.

• Kebutuhan sosial (Social Needs)
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
Contoh : Dalam hal organisasi perkumpulan untuk mengikuti kegiatan sosial terhadap anak tunagrahita dan tunaganda. Untuk bersosialisasi terhadap anak slb dan membentuk perkelompokkan yang baik.

• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
Contoh : Karyawan yang giat bekerja, mengajukan proposal, tekun dan bertanggung jawab dan di percayai terhadap manager atau bos perusahaan. Mungkin saja akan di promosikan orang tersebut untuk naik tingkat dalam pekerjaan yang sepantasnya dia dapatkan.



Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun yang bisa mereka lakukan :

1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas.
2. Menikmati pengalaman baru.
3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak.
4. Memiliki standar moral yang jelas.
5. Memiliki selera humor.
  
Artikel Bisnis – Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Keberadaan karyawan tentunya menjadi salah satu poin penting ketika Anda menjalankan sebuah usaha. Berbagai pekerjaan operasional maupun manajerial akan terasa lebih ringan, dengan adanya dukungan dari para karyawan.
  • Tingkatkan motivasi kerja karyawan melalui training
Terkadang menekuni sebuah pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian besar karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun sehingga mereka tidak bekerja secara optimal. Karena itu untuk mengembalikan motivasi karyawan, Anda perlu mengadakan training khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training untuk membangun kembali motivasi karyawan yang mulai turun.
  • Berikan reward bagi karyawan yang berprestasi
Tidak ada salahnya jika Anda memberikan reward khusus bagi karyawan yang berprestasi. Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara ini terbukti cukup efektif, sehingga karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi perusahaan.

  • Lakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan pendekatan pada para karyawan Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari mereka, sebab hal ini akan memudahkan Anda untuk mengevaluasi perkembangan setiap karyawan. Mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang membutuhkan dukungan Anda untuk mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya. Tentu dengan pendekatan tersebut, Anda dapat membantu karyawan yang kesulitan mengerjakan tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan lainnya.
  • Adakan kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan perusahaan.
Membangun kekeluargaan antara pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi langkah jitu untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan yang kuat, mereka akan ikut merasakan kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga loyalitasnya untuk bersama-sama membesarkan perusahaan semakin meningkat. Adakan acara pertemuan rutin setiap bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan Anda. Lingkungan kerja yang hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.


Hasil Analisis artikel pernyataan yang di atas :

Bisnis yang didukung oleh para karyawan, sudah sepantasnya bila Anda terus membangun hubungan baik antara karyawan dan perusahaan yang Anda pimpin.
Pentingnya peran karyawan terhadap perkembangan usaha, mendorong sebagian besar pemimpin perusahaan untuk selalu memotivasi para karyawan agar bisa bekerja secara optimal. Sebab,  semakin bagus performa yang diberikan para karyawan,  maka semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai kesuksesannya.

para pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan?
  • Tingkatkan motivasi kerja karyawan melalui training
pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian besar karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun sehingga mereka tidak bekerja secara optimal.
  • Berikan reward bagi karyawan yang berprestasi
Bisa berupa bonus atau insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan terimakasih perusahaan atas prestasi para karyawan. karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi berikutnya bagi perusahaan.

  • Lakukan pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
perlu melakukan pendekatan pada para karyawan kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari mereka, Mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang membutuhkan dukungan Anda.
  • Adakan kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan perusahaan.
Adakan acara pertemuan rutin setiap bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan.  Lingkungan kerja yang hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.


Daftar Pustaka




III. Mengendalikan fungsi manajemen


A.      Definisi mengendalikan atau kontrolin

Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.  Committee of Sponsoring Organization (COSO) memperkenalkan 5 element kebijakan dan prosedur yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian manajamen akan dapat dicapai.
5 element pengendalian tersebut adalah :
1.      Lingkungan pengendalian (control environment).
2.      Penilaian risiko manajemen (management risk assessment).
3.      Sistem komunikasi dan informasi (information and comunication sistem).
4.      Aktifitas pengendlian (control activities).
5.      Monitoring.
SPM adalah Perolehan dan penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan utnuk memandu perilaku manajemen
B.     Langkah – langkah dalam kontrol

Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu sebagai berikut:
  1. Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
  2. Mengukur prestasi kerja.
  3. Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
Stoner James, A. F. dan Wankel, Charles (1988) mengelompokkan jenis-jenis metode pengendalian dalam empat jenis, yaitu:
  1. Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian, suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan keuangan diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat.
2.      Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau Pengawasan Umpan Maju (Freeforward Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari beberapa standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan koreksi di depan.

3.       Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan terhadap resiko tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosedur dan syarat-syarat tertentu disepakati sebelum melakukan kegiatan.
4.      Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control)
Metode pengendalian digunakan untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan perusahaan setelah kegiatan selesai. Pengendalian ini hamper mirip dengan evaluasi yang waktu pelaksanaan.

C.      Tipe – tipe dalam kontrol

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.

2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.

3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.


D.     Kontrol proses manajemen
Proses Manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. "langkah-langkah dasar manajemen", batu-batu fondasimanajemen.
1.  Proses perencanaan meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai kondisi
     seperti peluang dan kendala di masa depan, dan berusaha menetapkan lebih dulu apa yang
     harus mereka lakukan dan apa yang akan mereka capai.
2. Proses pengorganisasian berarti menempatkan orang dan prasarana serta sarana dan
    sumberdaya dalam suatu tata-hubungan yang kondusif untuk bekerja sama menuju sasaran
    bersama.
3. Proses pengendalian dilakukan dengan pengamatan, mencermati laporan, dan melakukan   inspeksi supaya pekerjaan di semua bagian sesuai dengan persyaratan kualitas dan ketentuan rencana hasil, dan sesuai dengan anggaran biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Manajemen dan fungsinya. Internet. www.google.com.
Hartono, Budi. 2009. Manajemen dan Teori – Teori dalam Manajemen. Internet. www.google.com.
Henry, Antonio. 2007. Management. Internet. www.yahoo.com.
http://milamashuri.wordpress.com/sistem-pengendalian-manajemen/definisi-sistem-pengendalian-manajemen/