I.
Definisi
pengaruh perilaku organisasi dan manajemen dan definisi komunikasi
1.
Mempengaruhi
perilaku :
a. Definisi Pengaruh Perilaku
Organisasi dan Manajemen
Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu,
tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerjaindividual,
kelompok, maupun organisasi). sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada
analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi
mempengaruhi organisasi.
Terdapat 4 aturan kinerja dalam suatu
bisnis:
1.
Produktivitas yang efektif dan
efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna
atau sasaran.
2. Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja
dengan jam kerja seharusnya.
3. Kepuasan kerja
4. Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn
over), yakni perbandingan antara
jumlahkaryawan yang masuk dan yang
keluar dibagi jumlah tenaga kerja.
b. Kunci – kunci perubahan perilaku
organisasi
Untuk membantu proses perubahan
yang sukses pada kedua sisi tersebut, yakni sisi
organisasi dan sisi inidvidu, maka
terdapat enam aspek penting yang layak
diperhatikan.
Enam tema penting dalam mengelola proses perubahan
adalah sbb :
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
Secara rinci, keenam elemen didesain untuk
mendorong proses perubahan yang mulus baik pada sisi organisasi ataupun sisi
individu.
Secara detail, kondisi yang mesti dimunculkan dalam
keenam elemen tersebut adalah sbb:
1.
Arsitektur Perubahan : Terdapat strategi dan struktur
yang jelas, serta tahapan aktivitas yang sistematis guna mendorong proses
perubahan
2.
Komunikasi : Terdapat media komunikasi yang bersifat
reguler dan variatif untuk mensosialisasikan sasaran perubahan; dan juga
mengkomunikasikan sasaran-sasaran yang telah berhasil dicapai
3.
Performance Management
: Sistem manajemen kinerja dan kebijakan pengelolaan SDM diselaraskan untuk
mendorong tumbuh perilaku baru yang sejalan dengan tujuan perubahan
4.
Cultural Capacity : Budaya perusahaan dimodifikasi
sesuai dengan arah baru proses
perubahan
5.
Leaadership Capacity : Nilai dan
perilaku yang dianut leader sejalan dengan sasaran perubahan yang ingin dituju;
para leader memiliki kapasitas untuk memimpin proses perubahan
6.
Individual and Team Capacity : Serangkaian tindakan
pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan bagi
suksesnya proses perubahan.
Terdapat
4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:
2.
Produktivitas yang efektif dan
efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna
atau sasaran.
2. Absensi, yakni rasio antara jumlah jam kerja
dengan jam kerja seharusnya.
3. Kepuasan kerja
4. Tingkat perputaran tenaga kerja (Labor turn
over), yakni perbandingan antara
jumlahkaryawan yang masuk dan
yang keluar dibagi jumlah tenaga kerja.
c. Kunci – kunci perubahan perilaku
organisasi
Untuk membantu proses perubahan
yang sukses pada kedua sisi tersebut, yakni sisi
organisasi dan sisi inidvidu, maka
terdapat enam aspek penting yang layak
diperhatikan.
Enam tema penting dalam mengelola proses perubahan
adalah sbb :
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
Secara rinci, keenam elemen didesain untuk
mendorong proses perubahan yang mulus baik pada sisi organisasi ataupun sisi
individu.
Secara detail, kondisi yang mesti dimunculkan dalam
keenam elemen tersebut adalah sbb:
7.
Arsitektur Perubahan : Terdapat strategi dan struktur
yang jelas, serta tahapan aktivitas yang sistematis guna mendorong proses
perubahan
8.
Komunikasi : Terdapat media komunikasi yang bersifat
reguler dan variatif untuk mensosialisasikan sasaran perubahan; dan juga
mengkomunikasikan sasaran-sasaran yang telah berhasil dicapai
9.
Performance Management
: Sistem manajemen kinerja dan kebijakan pengelolaan SDM diselaraskan untuk
mendorong tumbuh perilaku baru yang sejalan dengan tujuan perubahan
10. Cultural
Capacity : Budaya perusahaan dimodifikasi sesuai dengan arah baru proses perubahan
11. Leaadership
Capacity : Nilai dan perilaku yang dianut leader sejalan
dengan sasaran perubahan yang ingin dituju; para leader memiliki kapasitas
untuk memimpin proses perubahan
12. Individual
and Team Capacity : Serangkaian tindakan pengembangan dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi yang diperlukan bagi suksesnya proses perubahan.
metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ).
Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992),
professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan strategi
dan teknik mempengaruhi orang lain.
·
Rational Persuasion: Adalah
siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional.
Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan
menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang
membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain.
Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.
·
Inspiration Appeals Tactics: Adalah
siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan
semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri
yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka
kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang
pengembangan e-government di suatu negeri.
·
Consultation Tactics: Terjadi
ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali
berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak
partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah
diproduksi oleh departemen’nya.
3. A. Definisi Komunikasi
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang
melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi
sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu,yaitu:
- Komunikator (siapa yang mengatakan?)
- Pesan (mengatakan apa?)
- Media (melalui saluran/ channel/media
apa?)
- Komunikan (kepada siapa?)
- Efek (dengan dampak/efek apa?).
Definisi Komunikasi
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu
tindakan mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain.
Kategori komunikasi tersebut diantaranya:
- Komunikasi
lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media
lainnya.
- Komunikasi
non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau
bertindak.
- Komunikasi
tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media
lainnya.
- Visual:
grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan
untuk berkomunikasi.
A.
PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy
(1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.
Proses
komunikasi secara primer
Proses komunikasi
secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan
atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2.
Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
B. Dimensi Komunikasi
pengendali pesan dan
pengharap efek yang ia rumuskan pada awal berkomunikasi. “who” dalam komunikasi
politik bisa seorang politikus atau suatu partai yang berusaha membangun basis
dukungan. .
1.
Komunikasi sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai
proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara
dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada
didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.
2.
Komunikasi sebagai simbolik
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
simbol disini berarti
sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda
hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam
berkomunikasi dengan sesamanya.
3. Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada
disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
4.
Komunikasi sebagai transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5. Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Hubungan antar esame manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Hubungan antar esame manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Daftar Pustaka
- David M. Boje & Grace Ann Rosile,
Mary Parker Follett’s theory of power circularity and workplace
democracy, on line 18 Juni 2006,
http://cbae.nmsu.edu/~dboje/papers/CleggFollett4_index.html
- Stephen P. Robbins and
Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14,
2004.
- G. A. Yukl and J.
B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates,
Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.
- Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
- Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada
6. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories
of Human Communication. USA:
Wadsworth Publishing.
II.
Motivasi
I.
Pengertian
para Ahli tentang “ Motivasi”
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting yaitu: Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia (walaupun motivasiitu muncul dari
dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Menurut Azwar (2000: 15), motivasi adalah rangsangan, dorongan
ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat
yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu
yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Teori
Drive – Reinforcement
Pengertian Teori DriveTeori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang mendorong
2. Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3. Pencapaian tujuan yang memadai
4. Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Teori Harapan
Teori Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu:
1.
Perilaku ditentukan
oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan
faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
2.
Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan
sadar dari seseorang, dengan kata lain
perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
3.
Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang
berbeda.
4.
Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku
berdasarkan besarnya harapan memperoleh
hasil dari sebuah perilaku.
Atas dasar asumsi tersebut, Nadler
dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. NILAI (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap karyawan lain.
1. NILAI (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan social terhadap karyawan lain.
2. INSTRUMENTALITAS
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
3. PENGHARAPAN
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Teori penetapan tujuan (goal
setting theory)
Edwin Locke mengemukakan
bahwa dalam penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni tujuan-tujuan mengarahkan
perhatian; tujuan-tujuan mengatur upaya; tujuan-tujuan meningkatkan persistensi Contoh : Munyusun
rencana aktivitas kegiatan kerja dan tugas secara stabil dan lancar dalam
mengerjakan hal tersebut.
Teori Abraham H.
Maslow (Teori Humanistik)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah)
Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Contoh : Dalam hal suatu gaji bonus pertahun untuk setiap karyawan dan bingkisan parsel untuk family keluarga.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs)
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias. Contoh : Dalam hal setiap karyawan yg bekerja mendapatkan jaminan jamsoftek kesehatan untuk setiap karyawan dan keluarga karywan, kalau ada keluarga yang sakit jaminan untuk membayarnya lewat jamsoftek dari perusahaan tersebut.
• Kebutuhan sosial (Social Needs)
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
Contoh : Dalam
hal organisasi perkumpulan untuk mengikuti kegiatan sosial terhadap anak
tunagrahita dan tunaganda. Untuk bersosialisasi terhadap anak slb dan membentuk
perkelompokkan yang baik.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs)
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
Contoh : Karyawan
yang giat bekerja, mengajukan proposal, tekun dan bertanggung jawab dan di
percayai terhadap manager atau bos perusahaan. Mungkin saja akan di promosikan
orang tersebut untuk naik tingkat dalam pekerjaan yang sepantasnya dia
dapatkan.
Maslow menggambarkan manusia yang sudah mengaktualisasikan
diri sebagai orang yang sudah terpenuhi semua kebutuhannya dan melakukan apapun
yang bisa mereka lakukan :
1. Memiliki persepsi akurat tentang realitas.
2. Menikmati pengalaman baru.
3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak.
4. Memiliki standar moral yang jelas.
5. Memiliki selera humor.
2. Menikmati pengalaman baru.
3. Memiliki kecenderungan untuk mencapai pengalaman puncak.
4. Memiliki standar moral yang jelas.
5. Memiliki selera humor.
Artikel Bisnis – Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan
Keberadaan karyawan tentunya
menjadi salah satu poin penting ketika Anda menjalankan sebuah usaha. Berbagai
pekerjaan operasional maupun manajerial akan terasa lebih ringan, dengan adanya
dukungan dari para karyawan.
- Tingkatkan
motivasi kerja karyawan melalui training
Terkadang menekuni sebuah
pekerjaan yang sama setiap harinya, membuat sebagian besar karyawan merasa
jenuh dan bosan. Dampaknya, motivasi karyawan akan turun sehingga mereka tidak
bekerja secara optimal. Karena itu untuk mengembalikan motivasi karyawan, Anda perlu mengadakan training
khusus bagi para karyawan. Misalnya saja mengadakan pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan kerja mereka, atau sekedar training untuk membangun
kembali motivasi karyawan yang mulai turun.
- Berikan
reward bagi karyawan yang berprestasi
Tidak ada salahnya jika Anda
memberikan reward khusus bagi karyawan yang berprestasi. Bisa berupa bonus atau
insentif, maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan terimakasih
perusahaan atas prestasi para karyawan. Cara ini terbukti cukup efektif,
sehingga karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi
berikutnya bagi perusahaan.
- Lakukan
pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
Sebagai pemimpin perusahaan, Anda juga perlu melakukan
pendekatan pada para karyawan Anda. Bila perlu kenali kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki masing-masing dari mereka, sebab hal ini akan memudahkan Anda
untuk mengevaluasi perkembangan setiap karyawan. Mana karyawan yang memiliki
prestasi kerja cukup bagus, dan mana karyawan yang membutuhkan dukungan Anda
untuk mencapai keberhasilan seperti rekan-rekan lainnya. Tentu dengan
pendekatan tersebut, Anda dapat membantu karyawan yang kesulitan mengerjakan
tugasnya untuk bisa berhasil meraih prestasi seperti karyawan lainnya.
- Adakan
kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan
perusahaan.
Membangun kekeluargaan antara
pihak karyawan dan pemilik usaha, menjadi langkah jitu untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan. Dengan kekeluargaan yang kuat, mereka akan ikut
merasakan kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga loyalitasnya untuk
bersama-sama membesarkan perusahaan semakin meningkat. Adakan acara pertemuan
rutin setiap bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan
Anda. Lingkungan kerja yang hangat dan akrab, akan membuat karyawan merasa
nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.
Hasil Analisis artikel pernyataan yang di
atas :
Bisnis yang
didukung oleh para karyawan, sudah sepantasnya bila Anda terus membangun
hubungan baik antara karyawan dan perusahaan yang Anda pimpin.
Pentingnya
peran karyawan terhadap perkembangan usaha, mendorong sebagian besar pemimpin
perusahaan untuk selalu memotivasi para karyawan agar bisa bekerja secara
optimal. Sebab, semakin bagus performa
yang diberikan para karyawan, maka
semakin besar pula peluang bagi sebuah bisnis untuk mencapai kesuksesannya.
para pemimpin untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawan?
- Tingkatkan
motivasi kerja karyawan melalui training
pekerjaan yang sama setiap
harinya, membuat sebagian besar karyawan merasa jenuh dan bosan. Dampaknya,
motivasi karyawan akan turun sehingga mereka tidak bekerja secara optimal.
- Berikan
reward bagi karyawan yang berprestasi
Bisa berupa bonus atau insentif,
maupun berupa hadiah kecil yang bisa mewakili ucapan terimakasih perusahaan
atas prestasi para karyawan. karyawan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi-prestasi
berikutnya bagi perusahaan.
- Lakukan
pendekatan untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
perlu melakukan pendekatan pada
para karyawan kenali kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing dari
mereka, Mana karyawan yang memiliki prestasi kerja cukup bagus, dan mana
karyawan yang membutuhkan dukungan Anda.
- Adakan
kegiatan khusus untuk membangun kekeluargaan antara karyawan dan
perusahaan.
Adakan acara pertemuan rutin
setiap bulannya, yang bisa mengakrabkan semua karyawan di perusahaan. Lingkungan kerja yang hangat dan akrab, akan
membuat karyawan merasa nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.
Daftar Pustaka
III. Mengendalikan fungsi manajemen
A. Definisi mengendalikan atau kontrolin
Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Committee of
Sponsoring Organization (COSO) memperkenalkan 5 element kebijakan dan prosedur
yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan pengendalian
manajamen akan dapat dicapai.
5 element pengendalian
tersebut adalah :
1.
Lingkungan pengendalian (control environment).
2.
Penilaian risiko manajemen (management risk assessment).
3.
Sistem komunikasi dan informasi (information and comunication sistem).
4.
Aktifitas pengendlian (control activities).
5.
Monitoring.
SPM adalah Perolehan dan
penggunaan informasi untuk membantu mengkoordinasikan proses pembuatan
perencanaan dan pembuatan keputusan melalui organisasi dan utnuk memandu
perilaku manajemen
B. Langkah – langkah dalam kontrol
Mochler dalam Stoner James, A.
F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu sebagai
berikut:
- Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur
prestasi.
- Mengukur prestasi kerja.
- Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
Stoner James, A. F. dan Wankel,
Charles (1988) mengelompokkan jenis-jenis metode pengendalian dalam empat
jenis, yaitu:
- Pengendalian Pra-Tindakan (pre-action control)
Menurut konsep pengendalian,
suatu tindakan bias diambil bila sumberdaya manusia, bahan dan keuangan
diseleksi dan tersedia dalam jenis, jumlah dan mutu yang tepat.
2.
Pengendalian Kemudi (Steering Control) atau
Pengawasan Umpan Maju (Freeforward Control)
Metode ini dibentuk untuk mendeteksi penyimpangan dari
beberapa standar atau tujuan tertentu dan memungkinkan pengambilan tindakan
koreksi di depan.
3.
Pengendalian Secara Skrining atau Pengendalian
Ya/Tidak (Screening or Yes/No Control)
Metode ini sangat luas digunakan
karena mampu melakukan penelitian ganda, ketika pengmanan terhadap resiko
tindakan manajer sangat diperhatikan. Metode ini fungsional bila prosedur dan
syarat-syarat tertentu disepakati sebelum melakukan kegiatan.
4.
Pengendalian Purna-Karya (Post-Action Control)
Metode pengendalian digunakan
untuk melihat adanya penyimpangan arah dan tujuan perusahaan setelah kegiatan
selesai. Pengendalian ini hamper mirip dengan evaluasi yang waktu pelaksanaan.
C. Tipe –
tipe dalam kontrol
Tipe
pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
D. Kontrol proses manajemen
Proses Manajemen
adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral,
yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan,
proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam
rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. "langkah-langkah dasar
manajemen", batu-batu fondasimanajemen.
1. Proses perencanaan meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai kondisi
1. Proses perencanaan meliputi gagasan bahwa manajemen mengantisipasi berbagai kondisi
seperti peluang dan kendala di masa depan,
dan berusaha menetapkan lebih dulu apa yang
harus mereka lakukan dan apa yang akan
mereka capai.
2. Proses
pengorganisasian berarti menempatkan orang dan prasarana serta sarana dan
sumberdaya dalam suatu tata-hubungan yang
kondusif untuk bekerja sama menuju sasaran
bersama.
3.
Proses pengendalian dilakukan dengan pengamatan, mencermati laporan, dan
melakukan inspeksi supaya pekerjaan di
semua bagian sesuai dengan persyaratan kualitas dan ketentuan rencana hasil,
dan sesuai dengan anggaran biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Manajemen dan
fungsinya. Internet. www.google.com.
Hartono, Budi. 2009. Manajemen
dan Teori – Teori dalam Manajemen. Internet. www.google.com.
Henry, Antonio. 2007.
Management. Internet. www.yahoo.com.
http://milamashuri.wordpress.com/sistem-pengendalian-manajemen/definisi-sistem-pengendalian-manajemen/
0 komentar:
Posting Komentar