I.
Pengantar
1. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (Psychotherapy)
berasal dari dua kata, yaitu "Psyche" yang
artinya jiwa,
pikiran atau mental dan "Therapy" yang artinya penyembuhan,
pengobatan atau perawatan. Psikoterapi adalah upaya intervensi oleh
psikoterapis terlatih agar kliennya bisa mengatasi persoalannya. metode
psikoterapi adalah wawancara tatap muka perorangan, tetapi dalam praktik banyak
variasi teknik psikoterapi, tergantung pada teori yang mendasarinya dan jenis
masalah yang sedang dihadapi klien.
2. Tujuan Psikoterapi
Tujuan
pikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang terganggu
agar bisa berfungsi kembali dengan optimal sehingga klien tersebut bisa merasa
dirinya lebih sehat mental.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Alfred Adler adalah
meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong
berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah
karena pasien atau klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang yang
dipandangkan menyenangkan.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatam psikoanalisis menurut Corey dirumuslan sebagai : membuat sesuatu yag tidak
sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupakan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas Menurut Ivey, et
al adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang
lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak
dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya.
3. Unsur – unsur Psikoterapi
Masserman (1984)
melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur pada semua jenis
psikoterapi,yaitu :
a.
Peran sosial (martabat)
b. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
c. Hak
d. Retrospeksi
e. Reduksi
f. Rehabilitasi, memperbaiki ganggguan
perilaku berat
g. Resosialisasi
h. Rekapitulasi
PERSAMAAN
KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
1. Tujuan-tujuan
konseling dan psikoterapi adalah sama yaitu eksplorsasi diri,
pemahaman
diri dan perubahan tindakan atau perilaku.
2. Konseling dan
psikoterapi bertujuan pula mencoba menghilangkan tingkah laku
merusak diri (self defeating)
pada klien.
3. Baik konseling
maupun psikoterapi memberi penekanan pentingnya perkembangan
pembuatan keputusan dan keterampilan
pembutan rencana oleh klien.
4. Pentingnya saling
berhubungan antara klien dankonseling ataupun psikoterapis
disepakati sebagai suatu bagian
integral dalam proses konseling ataupun psikoterapis.
4.
PERBEDAAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
1. Konseling pada umumnya menangani orang normal. Sedangkan psikoterapi
terutama menangani
orang yang mengalami gangguan psikologis.
2. Konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka
pendek.
Sedangkan psikoterapi
lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak
sadar, dan berjangka
panjang.
3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan
konkret. Sedangkan psikoterpai
sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki
tujuan yang
berubah-ubah serta erkembang terus.
5.
Pendekatan
Terhadap Mental Lines :
· Biological, Meliputi keadaan mental organik,
penyakit afektif, psikosis dan
penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan
ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental
disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi
injeksi insulin . juga mulai dikembangkan upaya bedah otak di London.
·
Psychological,
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk,
sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan,
gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain
itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup
individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)
·
Sosiological,
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari
gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan
pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi
sosio-budaya tertentu.
·
Philosophic,
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri
seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar
falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien,
sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6.
Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama Terapi menurut Wolberg yaitu:
a) Supportive
TherapyTerapi yang bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan diri, memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi kepribadian serta mengembalikan pada penyesuaian diri yang seimbang.
b) Reeducative Therapy
Terapi yang bertujuan untuk mewujudkan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan menghidupkan potensi kreatif.
c) Reconstructive Therapy
Terapi yang bertujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik-konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan mengembangkan potensi penyesuaian yang baru.
II. TERAPI PSIKOANALISIS (Sigmund Freud)
1. Konsep dasar teori psikoanalisis tentang kepribadian
a. Kesadaran
- Mimpi-mimpi, merupakan representative dari kebutuhan, hasrat-hasrat, dan konflik.
- Simbol-simbol dalam mimpi.
- salah ucap / lupa → terhadap nama yang dikenal
- sugesti pascahipnotik
- bahan – bahan yang berasal dari teknik – teknik asosiasi bebas
- Bahan-bahan
yang berasal dari teknik proyektif.
b. Struktur kepribadian
- id, merupakan sistem kepribadian manusia yang asli, dibawa sejak lahir, berisi semua aspek psikologik seperti insting, impuls, dan drive (dorongan). Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
- Ego, ego berkembang dari id agar seseorang mampu menangani realita, sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
- Superego, merupakan kekuatan moral dan etika dari kepribadian, yang memakai konsep idealistik sebagai lawan dari konsep kepuasan id dan realisitk ego. komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. - c. Mekanisme pertahanan ego
Karakterisitk pertahanan ego yakni :
- Tidak disadari
- Menolak atau mendistorsi kenyataan
- Berusaha memindahkan kepribadian diri sendiri ke orang lain (proyektif).
- Tidak disadari
- Menolak atau mendistorsi kenyataan
- Berusaha memindahkan kepribadian diri sendiri ke orang lain (proyektif).
Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan
cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan
tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
2. Unsur - unsur terapi
a. Muncul gangguan
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
b. Tujuan terapi
erfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudia hari apabila klien mengalami problem yang sama, maka klin akan lebih siap.
c. Peran terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
2. Unsur - unsur terapi
a. Muncul gangguan
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
b. Tujuan terapi
erfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudia hari apabila klien mengalami problem yang sama, maka klin akan lebih siap.
c. Peran terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
3. Tekni-tekni terapi
a. Free association
Salah satu alat untuk open the door / membuka kotak pandora : keinginan, fantasi, pikiran, perasaan, konflik, motivasi yang tidak disadari
prosedur :
- pasien rileks duduk / berbaring di sofa
- mengatakan apapun yang ada di pikiran (tanpa sensor)
(di interpretasi sebagai ekspresi simbolik dari pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang direpres)
tugas terapis :
mendengarkan, mencatat, menganalisis /menginterpretasi bahan yang direpres, memberitahu / membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak disadari).
b. Analisis transference
Pasien dipersilahkan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan yang dimiliki terhadap significant other (seringkali orang tua), kepada terapis
terjadi ketika muncul konflik/ kebutuhan /dorongan masa lalu (cinta, benci, seksualitas, penolakan) & dibawa ke masa sekarang (terhadap terapis)
tugas terapis :
- menginterpretasi/menganalisis,
- membuat pasien memperoleh insight (dapat membedakan fantasi – realitas, masa lalu – sekarang, menyadari dorongan-dorongan yang tidak disadarinya)
- membantu pasien mengatasi konflik2 lama yang menghambat dirinya (mampu : mengatasi mispersepsi, mis-interpretasi, mengevaluasi kecemasan / dorongan yang tidak realistik, membuat keputusan yang realistik & matang).
c. Analisis resistance
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yg ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya.
d. Analisis
Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk
menyingkap bahan-bahan yang tidak
disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area
masalah yang tak
terselesaikan.
Sumber :
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar
Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan
Mental. Yogyakarta. Kanisius
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling
dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Robert, S.H. (1997). Buku Psikoterapi:
Jakarta : Tiga Berlian
0 komentar:
Posting Komentar