11. Mempengaruhi
perilaku :
a. Definisi Pengaruh Perilaku
Organisasi dan Manajemen
Perilaku
Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana
seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok,
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerjaindividual, kelompok, maupun organisasi).Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi
ini adalah sebuah bidang telaah
akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lainyang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia
dan psikologiindustri serta perilaku
organisasi.
Tinjauan
umum Studi
organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteksorganisasi, serta sifat organisasi itu sendiri.
Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk
memahami dan menyusunmodel-model dari
faktor-faktor ini.
Seperti
hal’nya dengan semua ilmu sosial, perilaku
organisasi berusaha untuk mengontrol,memprediksikan,
dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etisdari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja.
Karena itu, perilaku organisasi (dan studiyang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang
dituduh telah menjadialat ilmiah bagi
pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasidapat memainkan peranan penting dalam perkembangan
organisasi dan keberhasilan kerja.
SejarahMeskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max
Weber dan para pakar yang sebelumnya,studi
organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan
denganmunculnya manajemen ilmiah pada
tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat
bahwa rasionalisasiterhadap organisasi
dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akanmenyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang
berbagai sistem kompensasi pundilakukan.
Setelah Perang Dunia I,
fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi
mempengaruhi organisasi. Ini adalahtransformasi
yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan
hubunganantar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi,
dan aktualisasi tujuan-tujuan individu didalam
organisasi.
Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:* Chester Barnard* Henri Fayol* Mary Parker Follett*
Frederick Herzberg* Abraham Maslow.
pergeseran
lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuanlogistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat
yang baruterhadap sistem dan pendekatan
rasionalistik terhadap studi organisasi.Pada
tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial
dantekanan dalam studi akademiknya
dipusatkan pada penelitian kuantitatif.Sejak
tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahanmenjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode
kualitatif dalam studi ini menjadimakin
diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologidan sosiologi.
Perilaku
organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studiorganisasi pada umumnya ditempatkan dalam
sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi
industri pula.Bidang ini sangat
berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik
menjadi praktik bisnis. Perilakuorganisasi
menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagailatar belakang dan nilai budaya harus bekerja
bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun
bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena
asumsi-asumsinyayang etnosentris dan
pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).
Terdapat
4 aturan kinerja dalam suatu bisnis:
1.
Produktivitas yang
efektif dan efisien, yakni minimal biaya dengan tepat guna atau sasaran.
2.
Absensi,
yakni rasio antara jumlah jam kerja dengan jam kerja seharusnya.
3.
Kepuasan
kerja
4.
Tingkat
perputaran tenaga kerja (Labor turn over), yakni perbandingan antara
jumlahkaryawan yang masuk dan yang keluar dibagi jumlah
tenaga kerja.
b. Kunci – kunci perubahan perilaku
organisasi
Untuk membantu proses perubahan
yang sukses pada kedua sisi tersebut, yakni sisi
organisasi dan sisi inidvidu, maka
terdapat enam aspek penting yang layak diperhatikan.
Enam tema penting dalam mengelola proses perubahan
adalah sbb :
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
1. Arsitektur Perubahan
2. Komunikasi
3. Performance Management
4. Cultural Capacity
5. Leadership Capacity
6. Individual and Team Capacity
Secara rinci, keenam elemen didesain untuk
mendorong proses perubahan yang mulus baik pada sisi organisasi ataupun sisi
individu.
Secara detail, kondisi yang mesti dimunculkan dalam
keenam elemen tersebut adalah sbb:
1. Arsitektur
Perubahan : Terdapat strategi dan struktur yang jelas, serta tahapan aktivitas yang
sistematis guna mendorong proses perubahan
2. Komunikasi
: Terdapat media komunikasi yang bersifat reguler dan variatif untuk mensosialisasikan
sasaran perubahan; dan juga mengkomunikasikan sasaran-sasaran yang telah berhasil
dicapai
3. Performance Management : Sistem manajemen kinerja
dan kebijakan pengelolaan SDM diselaraskan untuk mendorong tumbuh perilaku baru
yang sejalan dengan tujuan perubahan
4. Cultural
Capacity : Budaya perusahaan dimodifikasi sesuai dengan arah baru proses perubahan
5. Leaadership
Capacity : Nilai dan perilaku yang dianut leader sejalan
dengan sasaran perubahan yang ingin dituju; para leader memiliki kapasitas
untuk memimpin proses perubahan
6. Individual
and Team Capacity : Serangkaian tindakan pengembangan dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi yang diperlukan bagi suksesnya proses perubahan.
c. Bagaimana mempengaruhi orang lain
Organisasi dan Manajemen
Sebenarnya taktik mempengaruhi orang lain telah diformulasikan oleh
banyak pakar dan peneliti, tentu bukan di desain untuk mempengaruhi orang dalam
perbuatan kejahatan. Pelakunya diharapkan tetap ada dalam rel kebenaran, dan
diimplementasikan ke dalam spektrum berpikir menuju kepemimpinan yang efektif
(effective leadership). Misalnya dalam manajemen organisasi, dimana seorang
manajer dituntut untuk mengajak seluruh elemen organisasi bersama-sama dalam
menyelesaikan permasalahan organisasi, menuju tujuan organisasi yang ingin
dicapai. Seorang pelatih dan manajer bola yang memimpin pemain-pemain kelas
dunia dan ingin mereka semua bisa bersatu, berdjoeang memenangkan pertandingan.
Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik mempengaruhi
telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu (Kipnis-1980; Schriesheim-1990;
Yukl-1992, Ferris-1997). Dari perseteruan pendapat yang ada, boleh dikata yang
banyak diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan adalah metode
Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode yang dikembangkan oleh
peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di University at Albany,
Amerika. Metoda IBQ memformulasikan 9 strategi dan teknik mempengaruhi orang
lain.
·
Rational Persuasion: Adalah
siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan
rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat,
dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang
membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain.
Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.
·
Inspiration Appeals Tactics: Adalah
siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan
semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri
yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka
kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang
pengembangan e-government di suatu negeri.
·
Consultation Tactics: Terjadi
ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali
berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak
partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah
diproduksi oleh departemen’nya.
·
Ingratiation Tactics: Adalah
suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target
person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau seorang
salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan terhadap bawahan sebelum
memberi tugas baru, ataupun traktiran makan seorang partner bisnis adalah
termasuk dalam ingratiation tactics ini.
·
Personal Appeals Tactics: Terjadi
ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan
persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Kita bisa
mengimplementasikannya dengan memulai pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya
sebenarnya nggak enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah
bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham mengenai diri saya …”
·
Exchange Tactics: Adalah mirip
dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan
personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman
terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person.
·
Coalition Tactics: Adalah suatu
siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi
target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat
ini.
·
Pressure Tactics: Terjadi
dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang
menekan. Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan pangkat bagi
prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa. Adalah contoh implementasi
pressure tactics ini.
·
Legitimizing Tactics: Adalah
satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk
mempengaruhi target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk
menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang meminta guru menyusun
kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan legitimizing tactics.
2. A. Definisi Komunikasi
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus,
dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis
ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat
dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process
through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu
sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi
tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa
para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication
in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang
diajukan itu,yaitu:
- Komunikator (siapa yang mengatakan?)
- Pesan (mengatakan apa?)
- Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
- Komunikan (kepada siapa?)
- Efek (dengan dampak/efek apa?).
Definisi Komunikasi
Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu
tindakan mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain. Meskipun ini
adalah sebuah definisi komunkasi
sederhana, ketika kita berpikir tentang bagaimana kita dapat berkomunikasi
dapat menjadi jauh lebih kompleks. Ada berbagai kategori mengenai komunikasi,
dan hal tersebut dapat terjadi setiap saat. Kategori komunikasi tersebut
diantaranya:
- Komunikasi lisan atau verbal: tatap muka, telepon, radio atau televisi atau media lainnya.
- Komunikasi non-verbal: bahasa tubuh, gerak tubuh, bagaimana kita berpakaian atau bertindak.
- Komunikasi tertulis: surat, e-mail, buku, majalah, internet atau melalui media lainnya.
- Visual: grafik, diagram, peta, logo dan visualisasi lain yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.
Teori Komunikasi menyatakan bahwa komunikasi
melibatkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) menyampaikan informasi
melalui saluran komunikasi.
Pengirim
dan penerima tentu saja penting dalam komunikasi. Dalam komunikasi tatap muka
peran pengirim dan penerima tidak sejelas kedua belah pihak berkomunikasi satu
sama lain, bahkan jika dengan cara yang sangat halus seperti melalui kontak
mata (atau kurangnya) dan bahasa tubuh secara umum. Ada banyak cara halus lain yang
kita dapat lakukan untuk berkomunikasi (bahkan mungkin tidak sengaja) dengan
orang lain, misalnya nada suara kita dapat memberikan petunjuk untuk suasana
hati kita atau keadaan emosional, sementara sinyal tangan atau gerakan dapat
menambah pesan lisan.
Dalam komunikasi tertulis, pengirim dan penerima
yang lebih jelas. Hari ini kita semua dapat menulis dan mempublikasikan ide-ide
di Internet, yang telah menyebabkan ledakan informasi dan komunikasi.
A. PROSES
KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.
Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung
apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan
kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator
dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode)
pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran
komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini
berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan
komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian
(coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat
menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
2.
Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam
menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,
majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan
dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.)
dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
Menurut Forsdale (1981) seorang
ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah
kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established,
maintained and altered by means of shared signals that operate according to
rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk,
dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan
diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Analisis : Komunikasi adalah sebuah cara yang
digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana
satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna,
merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan
tujuan sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh “source” (komunikator).
William J. Seller
William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
B. Dimensi Komunikasi
Dimensi-dimensi komunikasi dalam dunia
politik mencakup “who”, “manage what”, “when”, dan “how”. “who” dalam
konteks komunikasi merupakan komunikator, Ia adalah pengendali pesan dan
pengharap efek yang ia rumuskan pada awal berkomunikasi. “who” dalam komunikasi
politik bisa seorang politikus atau suatu partai yang berusaha membangun basis
dukungan.
“manage what” dalam lingkup komunikasi tidak
berfokus pada sumber daya fisik, namun lebih kepada pesan, simbol, dan makna
yang akan dikomunikasikan ke khalayak sasaran. Konteks politik mencontohkan
dalam hal ini adalah pesan-pesan pemilu, cara pemilihan, dan program-program
kampanye, ideologi, kebijakan baru, dan sebagainya.
Dimensi “When” meliputi waktu kapan yang tepat
seorang komunikator dalam membangun pesan, memahami lingkungan, dan
menyampaikan pesannya. Dimensi waktu sangat penting dalam komunikasi karena
waktu bisa menjadi wadah berbagai makna penting. Misalnya konteks politik dalam
hal waktu misal saat bencana terjadi adalah waktu yang tepat bagi artai politik
menunjukkan kepeduliannya dengan menolong korban bencana.
Dimensi “how” adalah dimensi proses dan strategi
dalam menyampaikan pesan dalam berkomunikasi. Dimensi cara ataupun strategi
yang tepat dalam menyampaikan pesan sangat besar pengaruhnya bagi pencapaian
tujuan politik. Strategi bagaimana membentuk citra, bagaimana
mengangkat citra politikus ataupun partai menjadi sangat krusial dalam politik.
1. Komunikasi
sebagai proses
Jika komunikasi dipandang sebagai
proses, komunikasi yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang berlangsung secara
dinamis. Sesuatu yang didefinisikan sebagai proses berarti unsur-unsur yang ada
didalamnya bergerak aktif dinamis dan tidak tetap.
Dan dikatakan proses pun
juga berarti unsur-unsurnya memang bersifat aktif. Mari kita menelaah dari
konteks komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa mana yang disebut
proses.
Apabila ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan proses adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah disebut proses.
Apabila ditelaah dalam komunikasi antarpribadi yang disebut atau yang menunjukkan proses adalah saat dimana adanya kegiatan pengiriman pesan pada satu orang ke orang yg lain. Mulai dari adanya sebuah informasi lalu ada sender yang memberikan informasi dan adapula receiver yang mendapatkan informasi nah, ketika informasi itu berjalan mulai dari adanya hal yang akan disampaikan hingga diterima receiver itulah disebut proses.
2. Komunikasi
sebagai simbolik
Simbol dapat dinyatakan dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis (Verbal) maupun melalui isyarat – isyarat tertentu (non- Verbal).
simbol disini berarti
sebuah tanda atau lambang hasil kreasi manusia atau bisa dikatakan sebuah tanda
hasil kreasi manusia yang dapat menunjukkan kualitas budaya manusia dalam
berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam pernyataan “kualitas budaya manusia dalam
berkomunikasi dengan sesamanya” dapat ditelaah kembali bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi adanya simbol itu sendiri yaitu :
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
• Faktor budaya
• Faktor psikologis
Sehingga meskipun pesan yang disampaikan sama tetapi bisa saja berbeda arti bilamana individu yang menerima atau receiver nya mempunyai kerangka berpikir berbeda begitu juga latar belakang budayanya.
Simbol dalam bentuk tertulis banyak sekali contohnya : puisi, syair, cerpen, novel, karya sastra lain, ataupun media cetak koran, majalah dan sebagainya yang tertuang dari rangkaian-rangkaian kata hitam di atas putih dan sejenisnya, itu semua sudah disebut komunikasi meskipun tidak langsung bertemu dengan si penulis atau bahkan berhadapan langsung dengan sender namun komunikasi dengan bentuk tertulis. Berikut contoh komunikasi dengan non verbal atau dalam bentuk perilaku.
·
Menganggukan kepala yang berarti setuju,
·
Menggelengkan kepala yang berarti tidak setuju,
· Melambaikan tangan kepada orang lain, yang
berarti seseorang tersebut sedang
memanggilnya untuk datang
kemari.
3. Komunikasi sebagai sistem
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
Sistem sering kali didefinisikan sebagai suatu aktivitas dimana semua komponen atau untuk yang mendukungnya saling berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan luaran atau dengan kata lain seperangkat komponen yang bergantung artinya mengikuti permainan yang ada, sistem terbagi atas 2 :
• Sistem terbuka : dimana prosesnya terbuka dan pengaruh lingkungan yang ada
disekitarnya.
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
• Sistem tertutup : prosesnya tertutup dari pengaruh luar (lingkungan).
4. Komunikasi
sebagai transaksional
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
Komunikasi tidak pernah terjadi tampa melibatkan orang lain, dalam proses yang demikian akan timbul action dan interaction diantara para pelaku komunikasi.
5. Komunikasi sebagai aktivitas sosial
Hubungan antar esame manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Hubungan antar esame manusia, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk kepentingan aktualitas diri dalam membicarakan masalah-masalah politik, sosial, budaya, seni dan teknologi.
Daftar Pustaka
- David M. Boje & Grace Ann Rosile, Mary Parker Follett’s theory of power circularity and workplace democracy, on line 18 Juni 2006, http://cbae.nmsu.edu/~dboje/papers/CleggFollett4_index.html
- Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14, 2004.
- G. A. Yukl and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.
- Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
- Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
- Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
0 komentar:
Posting Komentar