A. Pengertian
penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata
derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang
termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan adalah sebuah kata yang
sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang
penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri
manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta,
rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas
manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun
rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa
selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya
atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa tidak
terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan
munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru sudah
menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating
menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan
rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin
masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang
itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa factor – factor
yang mempengaruhi penderitaan itu adalah factor internal dan faktor eksternal.
Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua
macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab
yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang bersangkutan.
B.
Siksaan
10 Jenis Siksaan yang
Menimpa Wanita Penghuni Neraka
Inilah sepuluh jenis siksaan yang menimpa wanita
yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melalui peristiwa Isra dan
Mikraj, inilah peristiwa yang membuat Rasulullah menangis setiap kali
mengenangkannya.
Dalam perjalanan itu, antaranya Rasulullah SAW
diperlihatkan (1) perempuan yang digantung dengan rambutnya, sementara itu otak
di kepalanya mendidih. Mereka adalah perempuan yang tidak mau melindungi
rambutnya agar tidak dilihat lelaki lain.
Siksaan lain yang diperlihatkan Rasulullah SAW
ialah (2) perempuan yang digantung dengan lidahnya dan (3) tangannya dikeluarkan
dari punggungnya dan (4) minyak panas dituangkan ke dalam kerongkongnya. Mereka
adalah perempuan yang suka menyakiti hati suami dengan kata-katanya.
Rasulullah SAW juga melihat bagaimana (5) perempuan
digantung buah dadanya dari arah punggung dan air pohon zakum dituang ke dalam
kerongkongnya. Mereka adalah perempuan yang menyusui anak orang lain tanpa
keizinan suaminya.
Ada pula (6) perempuan diikat dua kakinya serta dua
tangannya sampai ke ubun dan dibelit beberapa ular dan kala jengking. Mereka adalah
perempuan yang mampu sholat dan berpuasa tetapi tidak mau mengerjakannya, tidak
berwudhu dan tidak mau mandi junub. Mereka sering keluar rumah tanpa mendapat
izin suaminya terlebih dulu dan tidak mandi yaitu tidak bersuci selepas habis
haid dan nifas.
Selain itu, Rasulullah SAW melihat (7) perempuan
yang makan daging tubuhnya sendiri sementara di bawahnya ada api yang menyala.
Mereka adalah perempuan yang berhias untuk dilihat lelaki lain dan suka
menceritakan aib orang lain.
Rasulullah SAW juga melihat (8) perempuan yang
memotong badannya sendiri dengan gunting neraka. Mereka adalah perempuan yang
suka mencari perhatian orang lain agar melihat perhiasan dirinya.
Siksaan lain yang dilihat Rasulullah SAW ialah (9)
perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keledai.
Mereka adalah perempuan yang suka mengadu domba dan sangat suka berdusta.
Ada pula perempuan yang Rasulullah SAW lihat (10)
bentuk rupanya seperti anjing dan beberapa ekor ular serta kala jengking masuk
ke dalam mulutnya dan keluar melalui duburnya. Mereka adalah perempuan yang
suka marah kepada suaminya dan memfitnah orang lain.
Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan wanita atau
menempatkan wanita sebagai sumber dosa. Inilah keadaan seadanya yang sesuai
riwayat yang ada.
C. Kekalutan mental
Penderitaan batin dalam ilmu
Psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental
disorder). Menurut Dra. Kartini
Kartono dalam bukunya Psikologi
Abnormal & Pathologi Seks,
dirumuskan bahwa yang disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut;
- Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental.
- Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (Patologi = Ilmu penyakit).
Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persolan yang
harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingahlaku secara kurang wajar.
Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian,
menggigit-gigit pensil.
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan
mental adalah sebagai berikut ;
- Jasmaninya sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
- Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah sebagai berikut :
- Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
- Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving).
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).
Sebab-sebab timbulnya kekalutan
mental dapat disebutkan sebagai berikut :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
- Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
- Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang
dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1.
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang
dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam
hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan
dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah
sampai jatuh tapai!).
2.
Negatif, bila trauma yang dialami
tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi
yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
1. Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang
tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi
(tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan
orang sekitarnya.
2. Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau
kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai
meraung-raung dan merusak barang-barang.
3. Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama
(tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan
membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan
sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang
tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.
5. Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya
dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang
sukses.
6. Narsisme, self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan
merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
7. Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak
ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya
sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang sinting.
Oleh karena itu, penderita kekalutan
mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan :
- Kota-kota besar banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang tidak mau tahu penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah satu ciri masyarakat kota.
- Anak-anak usia muda tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman. Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya, akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
- Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah dan memendamnya di dalam hati (introver). Namun, sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah. Hal ini mengakibatkan mereka banyak memendam masalah dalam hati, sehingga tidaklah mengherankan kalau kaum wanita banyak yang menjadi penderita psikosomatik (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
- Orang-orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sikap pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan yang sulit, orang seperti ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa jumlah penderita golongan ini mencapai 40 %.
- Orang yang terlalu mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigiah’ dalam memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin. Mereka adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang justeru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
Cara-cara untuk menghindarkan diri dari frustrasi antara
lain adalah sebagai berikut :
- Seseorang harus memelihara kesehatan jiwa (mental health) yang memiliki ciri-ciri seperti memelihara tujuan hidup, bergairah namun tetap serta harmonis, ada keseimbangan antara kemampuan dan tujuan, memiliki integrasi dan regularisasi tehadap struktur kepribadian, dan efisien dalam tindakan-tindakannya.
- Melatih berpikir dan berbuat wajar tanpa menggunakan defence mechanism atau escape mechanism yang negatif. Artinya hanya bersifat pertahanan mundur yang pada suatu saat akan mengakibatkan seseorang terpojok sendiri. Untuk menghindari hal tersebut, salah satu cara yang baik adalah dengan melakukan positive thinking, yaitu suatu cara untuk memecahkan persoalan dengan berpikir jauh ke depan (futuristis).
- Berani mengatasi kesulitan sebagai respons terhadap challenge (tantangan) yang dihadapi agar dirinya survive dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi akan membuat dirinya menjadi puas.
- Berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan para ahli (Psikiater). Lebih dari itu adalah menghilangkan himpitan perasaan untuk memperoleh petunjuk dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, selain dengan para ahli, cara mengatasi persoalan juga dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab dapat diajak bertukar pikiran, sehingga bisa membantu dalam meringankan suatu masalah, misalnya frustrasi. Dalam banyak hal, kawan akrab selalu menampung segala rasa, terutama rasa yang tidak menyenangkan, misalnya penderitaan. Bahkan, pada saat yang diperlukan dapat juga memberikan nasihat yang dibutuhkan.
Beberapa istilah yang sering dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari, berkaitan dengan soal kekalutan adalah obsesi dan kompulsi.
Obsesi adalah ketakutan yang selalu membayangi penderitanya, ia tidak mampu
melepakan dirinya dari ketakutan tersebut dan tidak mampu pula mengatasinya.
Misalnya, seseorang yang tahu bahwa dia menderita kanker, setiap saat yang
terbayang adalah kematian yang mengerikan, penderitaannya makin berat ketika ia
mendengar atau membaca soal kanker.
Kompulsi adalah perbuatan yang didasari sebagai hal yang
irasional (tidak masuk akal), tetapi dilakukan juga diluar kesadarannya akibat
dari adanya obsesi yang dideritanya. Misalnya orang latah, yang diluar
kesadarannya berkata jorok karena ada obsesi ketidak puasannya soal seks, orang
kleptomania adalah orang-orang yang
suka mengambil barang-barang kecil dan
kurang berharga para waktu kecilnya kurang mendapatkan dari orang tuanya.
Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang
merupakan beban berat, mengakibatkan seseorang seolah-olah merasa bahwa dunia
ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Oleh karena itu, biasanya
terlontar kata-kata lebih baik mati daripada hidup. Dengan pengertian bahwa
dengan kematian, berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya,
mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan
“pintas”, yaitu bunuh diri.
Benarkah orang yang telah meninggal, terutama yang memakai
jalan bunuh diri sudah lepas dari penderitaan? Jawabannya tidak, karena ajaran
agama pada umumnya mengatakan bahwa Tuhan tidak dapat menerima mereka yang
bunuh diri di surga, karena bunuh diri dianggap telah melampaui-Nya dalam
menentukan nasib.
D.
Penderitaan dan perjuangan
Penderitaan
memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita
/ hidup adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang karena
Hidup adalah Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk
terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia
- sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah
gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi
kita
dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam
menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai
doa pula.
Manusia
hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal
namun tetap kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan
keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir
sejarah orang - orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh
karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.
Penderitaan kerap kali disebar luaskan dan
diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar, TV, Radio, Internet dengan
maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan pendengar media untuk menggerakan
rasa empati* rasa kemanusiaan agar dapat turut berbelasungkawa atas penderitaan
yang terjadi dan selaku manusia sosial yang saling tolong menolog megggerakan
hati kita untuk membantu mereka yang menderita karena bencana, dan penderitaan
lainnya.
Penyebab
penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
·
Hubungan
tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan
didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari
perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan
entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
·
Hubuan
tidak baik antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya
kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan manusia yang sengaja merusak
alam dengan
·
Ketamakan
hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
·
Penderitaan
karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan
dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan
umat-Nya.
berbagai
pengaruh dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif
tergantung dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini,
apabila
menyikapi secara positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu
dengan contoh motto yang telah saya berikan bahwa
"Hidup
adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". jadi dia bisa kuat
menghadapi penderitaan da selalu berusaha kuat untuk menghadapi penderitaan.
Lawannya
adalah sika negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni
penyesalan, minder berlebihan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah
meyerah
dalam hidup dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah
cara untuk menyelesaikan penderitaan.
E.
Penderitaan media masa dan seniman
Hubungan Antara Penderitaan, Media Masa dan
Seniman
Dalam dunia yang sudah canggih ini kemungkinan
terjadi penderitaan lebih besar. Hal ini telah terbukti oleh kemajuan teknologi
atau sebagainya telah menyejahterakan manusia dan sebagian lainnya membuat
manusia menderita. Misalnya pembuatan bom atom, reactor nuklir, pabrik senjata,
peluru kendali, dan pabrik bahan kimia merupakan sumber terjadinya penderitaan.
Hal ini sudah terjadi, seperti bom di Hiroshima dan Nagasaki.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan
manusia adalah kecelakaan, bencana alam, dan lain-lain. Contohnya, jatuhnya pesawat
Hercules perwira muda di Condet.
Berita mengenai manusia silih berganti mengisi
lembaran Koran, TV, radio, dengan maksud agar semua orang dapat mengetahui dan
merasakan penderitaan manusia dari kejauhan. Dengan demikian dapat menggugah
hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para
dermawan dan sukarelawan berupa materi atau tenaga untuk meringankan
penderitaan mereka.
Media amssa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat dan
tepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat
dengan cepat menilai dan menentukan sikap antara
sesama manusia terutama bagi masyarakat yang merasa simpati. Tapi tidak kalah
pentingnya komunikasi yang dilakukan oleh para seniman melalui karya seni,
sehingga pembaca dan penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni. Sebagai contoh, penderitaaan anak yang bernama Ari
Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang kemudian di filmkan
dengan judul “Ari Hangara”.
F.
Penderitaan dan sebab – sebabnya
Apabila kita kelompokkan berdasarkan sebab-sebab
timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dirinci sebagai berikut:
A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan
buruk manusia
Penderitaa yang timbul manusia karena perbuatan
buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan manusia dengan
alam sekitar. Penderitaan ini disebut nasib buruk. Nasib buruk
ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain manusialah
yang dapat memperbaiki nasibnya sendiri. Perbedaab nasib buruk dengan takdir
adalah kalau takdir, Tuhan yang menentukan, kalau nasib buruk manusia lah
penyebabnya sendiri.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka
manusia lain menjadi menderita, misalnya:
1) Pembantu rumah
tangga disekap, diperkosa, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika
majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan Negeri
Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus mendapatkan
penderitaan. Sedangkan pembantu yang disiksaa itu dipulihkan.
2) Perbuatan buruk orangtua Ari
Hangara yang menganiaya anaknya sendiri sampai menyebabkan anaknya mati. Sudah
pantas jika dijatuhkan hukuman oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya
perbuatannya dapat diperbaiki dan juga dapat merasakan penderitaan.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan manusia. Tapi manusia tidak menyadari hal ini. Mungkin
kesadaran baru akan muncul, jika manusia telah mengalami musibah yang
membuatnya menderita, sebagai contoh:
1) Musibah tanah
longsor di Lampung Selatan bermula dari penghunian liar di lokasi Hutan
Lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh penghuni liar itu.
Akibatnya beberapa orang menjadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum
lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang akibat terbawa oleh banjir.
Segenap masyarakat, pemerintah, ABRI dan lainnya bekerja sama untuk membantu
dan meringankan beban para korban musibah tersebut.
B. Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan atau azab Tuhan
Penderitaan manusia juga dapat terjadi akibat
penyakit atau azab dari Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme dapat
menjadi usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus
penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa penderitaan diuraikan sebagai
berikut:
1). Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tapi dengan
sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit,
sehingga membuat istrinya meninggalkannya dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran
dan kepasrahannya kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda. Sehingga
istrinya tidak mengenalinya lagi. Disii kita dihadapakan pada masalah sikap
hidup, kesetiaan, kesabaran, tawakal, pasrah.
2). Tenggelamnya Fir’aun di Laut Merah
seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada
orang yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja Mesir yang mengaku dirinya
Tuhan. Ketika Fir’aun bersama tentaranya mengejar Nabi Musa dan pengikutnya
menyebrang laut Merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya pun
berlalu. Ketika Fir’aun dan tentaranya tepat berada di tengah belahan laut
Merah, saat itu juga laut itu pun tertutup. Dan mereka semua tenggelam.
G.
Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh dan sikap yang macam-macam dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif atau negative. Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan. Karena penderitaan itu hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif , tidak mudah
menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya sikap
anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa. Anti kekrasan, ia berjuang
menentang kekerasan.
Sikap negative misalnya penyesalan karena bahagia,
sikap kecewa, putus asa dan lain-lain. Kelanjutan dari sikap negative ini akan
timbul sikap anti, anti kawin misalnya, karena tidak adanya gairah hidup.
Apabila sikap positif dan negative ini
dikomunikasikan oleh para seniman kepada para penonton, maka para penonton akan
memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan pada nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan memperbaiki
keadaan.
0 komentar:
Posting Komentar